Pengecatan Gram merupakan
salah satu teknik pengecatan yang dikerjakan di laboratorium mikrobiologi untuk
kepentingan identifikasi mikroorganisme.
Morfologi mikroskopik mikroorganisme yang diperiksa dan sifatnya yang
khas terhadap pengecatan tertentu (pengecatan Gram) dapat digunakan untuk
identifikasi awal. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan dengan cepat dan biaya murah serta, dalam kasus tertentu, dapat
membantu dokter untuk memulai terapi suatu penyakit tanpa menunggu hasil kultur
biakan.
Metode pengecatan tersebut pertama kali ditemukan oleh Christian Gram pada
tahun 1884. Dengan metode pengecatan
Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan
Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan
oleh komposisi dinding selnya. Oleh
karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak
mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma
sp.
Berdasarkan sifat terhadap cat Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi 2
yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif.
Terdapat dua teori yang dapat menjelaskan dasar perbedaan ini yaitu :
1.
Teori Salton
Teori ini berdasarkan kadar lipid yang tinggi (20
%) di dalam dinding sel bakteri Gram negatif.
Zat lipid ini akan larut selama pencucian dengan alkohol. Pori-pori pada dinding sel membesar, sehingga
zat warna yang sudah diserap mudah dilepaskan dan bakteri menjadi tidak
berwarna.
Bakteri Gram positif mengalami denaturasi protein
pada dinding selnya akibat pencucian dengan alkohol. Protein menjadi keras dan beku, pori-pori
mengecil sehingga kompleks kristal yodium yang berwarna ungu dipertahankan dan
bakteri akan tetap berwarna ungu.
2.
Teori permeabilitas dinding
sel
Teori ini berdasarkan tebal tipisnya lapisan peptidoglikan dalam dinding
sel. Bakteri Gram positif mempunyai
susunan dinding yang kompak dengan lapisan peptidoglikan yang terdiri dari 30
lapisan. Permeabilitas dinding sel
kurang, dan kompleks kristal yodium tidak dapat keluar.
Bakteri Gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan yang tipis, hanya 1 –
2 lapisan dan susunan dinding selnya tidak kompak. Permeabilitas dinding sel lebih besar
sehingga masih memungkinkan terlepasnya kompleks kristal yodium.
Prinsip dasar pewarnaan gram ini adalah :
1.
Mewarnai bakteri
dengan pewarnaan dasar, yaitu kristal violet
2.
Menguatkan
pelekatan zat pewarna dengan garam Iodin.
3. Melunturkan warna dasar dengan alkohol.
4. Pewarnaan kembali dengan pewarna pembanding (counter stain) yaitu Safranin.
Bakteri yang terwarnai oleh kristal violet dan tidak
luntur dengan pemberian alkohol, akan berwarna ungu dan disebut bakteri Gram positif, sedangkan
bakteri yang telah terwarna oleh kristal violet namun luntur pada saat diberi
alkohol, akan terwarnai merah oleh pewarna pembanding (safranin) dan disebut bakteri Gram negatif. Warna ungu
pada bakteri Gram positif terjadi akibat pembentukan senyawa kompleks kristal
violet-lugol yang tidak larut dengan alkohol.
Pengecatan Gram memerlukan mikroba dalam jumlah banyak yakni lebih dari 104
per ml. Sampel yang cair dengan jumlah
kecil, memerlukan prosedur sentrifuge dulu untuk mengkonsentrasikan mikroba
tersebut. Pellet (endapan hasil
sentrifuge) kemudian dilakukan pengecatan untuk diperiksa secara mikroskopis
Persiapan sediaan apusan
(Pembuatan Preparat)
Pada
umumnya sebelum bakteri diwarnai perlu dilakukan fiksasi atau dibuat sediaan atau preparat (smear) terlebih dulu. Fungsi fiksasi antara lain untuk membunuh bakteri secara cepat dengan
relatif tidak menyebabkan perubahan bentuk dan struktur bakteri, melekatkan
bakteri di atas kaca obyek, dan meningkatkan sifat afinitas pewarna. Cara
fiksasi yang paling sering dilakukan dalam pewarnaan bakteri adalah secara
fisik dengan pemanasan. Pengertian preparat adalah
sampel spesimen yang diletakkan atau dioleskan pada permukaan gelas obyek
(object glass) atau slides, dengan atau tanpa pewarnaan, yang selanjutnya dapat
diamati di bawah mikroskop.
Tujuan : Mempelajari teknik pembuatan sediaan apusan
(preparat)
Alat dan bahan : Bahan biakan (koloni mikroba) yang akan dibuat
preparat. Biakan murni bakteri Escherichia
coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas
putida dan Bacillus subtilis
dalam media Nutrien Agar dan Nutrien cair umur 24 jam.
Oose atau kapas lidi steril
dan kertas tissue
Gelas obyek, gelas penutup, lampu
bunsen/lampu spiritus, alkohol 70 %,
Cara kerja :
Teknik pembuatan apusan tergantung asal bahan biakan. Setiap jenia bahan,
tehnik pembuatan apusan sedikit berbeda.
a.
Sumber biakan koloni mikroba langsung dari sampel.
Bahan disentrifuge terlebih dulu, kemudian endapannya dibuat preparat.
Bahan yang berupa endapan (pellet) hasil sentrifuge tersebut diambil dengan ose
steril atau kapas lidi steril kemudian digoreskan pada gelas obyek setipis
mungkin. Gelas obyek
dan gelas penutup sebelumnya dibersihkan dengan alkohol 70 % sampai gelas bebas
dari lemak Panaskan gelas obyek di atas
nyala api lampu spiritus sambil diayunkan secukupnya (jarak preparat sampai
nyala api kira-kira 20 cm), sampai preparat tersebut kering. Setelah kering, jika diperlukan teteskan
dengan formalin 1 % dan selanjutnya tunggu selama 5 menit dan keringkan sekali
lagi. Setelah betul-betul kering,
preparat siap dicat.
b. Bahan dari biakan cair
Ambil gelas obyek yang bersih dan steril, bebaskan dari lemak dengan
membersihkan dengan alkohol selanjutnya dipanaskan di atas nyala api
spiritus. Ambil biakan cair (yang
sebelumnya telah dihomogenkan) dengan menggunakan ose steril, ratakan pada
gelas obyek sehingga membentuk diameter kira-kira 1-2 cm. Preparat yang sudah
dibuat kemudian dikeringkan dan atau ditetesi formalin dengan cara seperti
pembuatan preparat langsung.
c. Bahan dari media pertumbuhan padat
Ambil gelas obyek yang bersih dan steril, bebaskan dari lemak dengan
memanaskan di atas nyala api spiritus.
Teteskan satu ose kaldu atau larutan garfis atau air steril pada gelas
obyek tersebut. Dengan ose steril, ambil satu koloni biakan dan ratakan pada
gelas obyek sehingga membentuk diameter 1 – 2 cm, campur dengan kaldu tadi
sampai homogen kemudian tipiskan.
Selanjutnya dikerjakan sebagaimana membuat preparat a atau b.
Prinsip yang selalu harus diingat dan dipatuhi adalah :
- Selalu mensterilkan ose, pada saat akan dipakai dan setelah dipakai.
- Letakkan ose pada tempatnya, jangan diletakkan di sembarang tempat (misal di atas meja)
- Jangan memegang mata (ujung) ose dengan tangan.
- Usahakan tidak banyak bicara pada saat kerja.
0 comments:
Post a Comment